Pentingnya Kebutuhan Dicinta dan Mencintai

Suatu hari, gue pernah tanya sama temen gue gini, ki, menurut kamu sama lawan jenis itu gimana sih? Temen gue jawab, Naluri manusia memang diciptakan seperti itu. Manusia diberi bermacam-macam rasa oleh Allah untuk merasakan bagaimana nikmatnya kehidupan. Jika kita hanya diberi satu rasa saja maka kita akan merasakan yang namanya kebosanan.

Dari percakapan diatas sebetulnya sudah bisa anda cerna apa yang akan saya bahas disini. Ya, betul sekali, saya akan membahas apa itu cinta. Saya di sini akan mencoba mengaplikasikan ilmu keperawatan dan ilmu agama yang saya peroleh agar anda bisa memahami cinta yang sesungguhnya.
Begini saudara, sebagai manusia, santri seperti saya pun merasakan hal yang sama seperti yang anda semua rasakan. Naluri ingin hidup bebas, ingin menjajaki semua yang anda semua lakukan di luar pesantren sana. Rasa ingin jalan-jalan, ingin makan enak, ingin bermasyarakat, tidur nyaman, mandi tidak ngantri, nongkrong, memakai pakaian yang bagus, dll. Satu kata lagi yang tidak bisa diwakilkan oleh kata didepan yaitu: Pacaran.
Sesuai dengan teori keperawatan kebutuhan dasar manusia menurut hierarki Maslow yang saya dapatkan dikelas, cinta dan mencintai ini merupakan kebutuhan dasar manusia yang ke-3. Konsep tersebut menjelaskan bahwa jika seseorang akan tercukupi kebutuhan dasarnya ini maka ia akan menikmati kesejahteraan dan berkembang menuju potensi yang lebih besar. Ia akan merasa lebih enjoy dalam menjalani aktifitas-aktifitasnya.
Tapi dengan adanya teori tersebut bukan berarti kita dapat semena-mena memudahkan untuk pacaran atau semacamnya. Kita harus bisa menempatkan diri bagaimana cara mencintai dan dicintai yang benar. Kita harus tau status kita sebagai apa, posisinya dimana, sebagai apa, apa yang pantas dan seharusnya dilakukan serta bagaimana akibat dari perbuatan anda lakukan itu. Jika anda tau jawabannya dan menyadari pertanyaan tersebut, maka anda tidak akan terkecoh oleh pernyataan dari teori tersebut.
Begini saudara, memang kebutuhan dasar yang ke-3 itu memang wajib dipenuhi oleh setiap orang. Namun pemenuhan kebutuhan tersebut tidak harus ditempuh dengan cara pacaran. Sudahkah anda tau status kita sebagai apa? Mungkin anda yang membaca tulisan saya ini adalah seorang pelajar, mungkin juga seorang ibu-ibu atau bapak-bapak pengusaha atau pekerja biasa, bahkan mungkin juga seorang tokoh masyarakat bahkan bisa jadi pejabat.
Setelah itu kita lihat posisi kita dimana. Mungkin anda di rumah, di kantor, di sekolah, di mall, disawah dan sebagainya. Jika sudah, lalu hadapkan wajah anda kedepan cermin siapakah anda sesungguhnya? Pantaskah orang seganteng dan secantik anda melakukannya? Pantaskah orang berpendidikan seperti anda melakukannya? Tidakkah anda malu pada Tuhan yang menciptakan anda?
Lalu tahukah anda apa akibat dari apa yang anda lakukan? Jika saya melihat bagaimana mode pacaran masa kini, ngeri sekali saya melihatnya. Menyeramkan. Lebih menyeramkan dari film-film horor terhebat didunia. Bagaimana tidak? Saya tidak hanya pernah melihat orang-orang yang berpacarannya sudah melampaui batas-batas kriteria pacaran sehat saya. Sebut saja berpelukan, berciuman dan lain sebagainya. Dan sadarkah anda, sebenarnya yang paling banyak ruginya adalah para kaum hawa. Karena kaum hawa sangat rentan sekali dengan mudah dirayu (walaupun dia tau itu hanya gombal), ditipu dal lain sebagainya. Dan jika sudah memudahkan berpegangan tanagn, berciuman, maka perbuatan-perbuatan keji lain pun biasanya akan sekian persen lebih mudah tergoda untuk dilakukan.
Lalu, apa yang bisa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dicintai dan mencintai itu? Jadilah orang yang dicintai banyak orang dengan melakukan perbuatan yang terbaik untuk mereka, maka anda pun akan mencintai mereka dengan baik.
Wallahu a’lam bish shawab…

Leave a Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *