Seberapa Besar Pengorbanan Seorang Anak, Tidak Akan Pernah Sebanding dengan Pengorbanan Orang Tuanya

Sudah lama aku tinggalkan blogku karena berbagai kesibukan. Sejujurnya saya sedang ketularan penyakit galau yang sedang mewabah di seantro penjuru negri. Tidak hanya di facebook, sampai-sampai di sekeliling saya pun sama. Tidak hanya anak muda saja yang tertular, orang tua saya pun sama.

Bagaimana mereka tidak galau? Kedua anaknya akan lulus pada tahun yang sama. Dan kedua anaknya pun akan memasuki jenjang pendidikanyang lebih tinggi.

Adik saya insya Allah akan lulus dari Madrasah Aliyah bulan Mei mendatang (kalau lulus UN), disusul dengan saya beberapa bulan kemudiannya. Setelah itu , kedua adik saya masing-masing akan memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Yang satu mau kuliah, yang satu mau masuk TK.

Hari gini, tanpa uang? Serasa tidak akan bisa bertahan hidup lebih lama lagi sepertinya (walaupun nggak segitunya sih sebenarnya). Orang tua saya sedang mengalami krisis moneter sepertinya. Dengan berbagai cara yang halal mereka lakukan demi cita-cita anak mereka tercapai agar kehidupan kita lebih baik dari mereka saat ini.

Saya sendiri merasa sangat bersalah ketika saya mengingat bagaimana usaha saya yang belum seberapa untuk mewujudkan harapan-harapan mereka yang mereka embankan pada saya, bagaimana saya berprilaku pada mereka. Sering menyusahkan, sering membuat kejutan-kejutan yang tak mereka sangka karena kami ditakdirkan untuk hidup berjauhan selama kurang lebih 9 tahun ini.

Dulu, saya sering membuat mereka capek karena anaknya ngompol, rewel, nangis yang tidak mereka mengerti bahasanya. Kini saya harus mengerti mereka. Saya harus tau bagaimana aku harus bertindak dan kemana saya harus melangkah. Apalagi sebentar lagi mau tak mau mereka akan menghadapi hari tua. Semua sifat kanak-kanakku mungkin akan muncul tak akan lama lagi.Tentu saja saya harus memperlakukan hal yang sama dengan ketika mereka memperlakukan saya ketika saya kecil dulu.

Untuk saat ini, insya Allah saya akan nurut dengan semua yang kalian minta (terutama bunda). Walaupun sebenarnya ada keinginan lain yang bertolak belakang dari yang bunda minta, tapi semuanya aku relakan untuk memenuhi keinginan bunda. Karena selama ini aku merasa belum pernah membahagiakan mereka. Pengorbanan melawan keinginanku ini belum seberapa, dan tidak akan pernah sebanding dengan pengorbanan bunda mengandung hingga melahirkan diriku kedunia.

Saya berkata seperti ini karena saya tau perjalanan orang hamil dan berbagai macam persalinan (baik normal maupun yang tidak normal).Semoga kita semua selalu ditunjukkan pada jaln yang benar. Jalan yang di ridloi-Nya. Aamiin…

*** Tulisan ini aku persembahkan untuk ayah dan ibuku tercinta…

 

Leave a Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *